Saat Membawa Makanan untuk Anak-Anak Sekolah, Dua Anggota TNI Gugur Diserang Separatis Bersenjata Papua

Saat Membawa Makanan untuk Anak-Anak Sekolah, Dua Anggota TNI Gugur Diserang Separatis Bersenjata Papua

Dua anggota TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan) tewas ditembak kelompok bersenjata ketika akan membagikan bahan makanan untuk anak-anak. Dikutip dari Antara, laporan yang diterima oleh Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Letnan Kolonel Dax Sianturi menyebutkan dua anggota TNI yang meninggal dunia adalah Letnan Dua Amran Blegur yang menjabat Komandan Pos Tingginambut dan Prajurit Satu Fredi. Mereka ditembak ketika hendak ke Kampung Tingginambut, Puncak Jaya, Papua. \"Jenazah kedua prajurit itu dijadwalkan akan dievakuasi ke Jayapura pada Senin (20/8) untuk selanjutnya dibawa ke Jakarta,\" kata Sianturi di Jayapura. Dax Sianturi mengatakan bahwa dua TNI itu sedang membawa bahan makanan untuk anak-anak. Namun, sekitar pukul 14.00 WIT, masyarakat melapor ke Koramil Tingginambut tentang pengadangan terhadap anggota TNI di Jembatan Tingginambut. Saat ditemukan, kata dia, kedua korban meninggal dunia dengan luka tembak dan panah. Jenazahnya berada di luar rumah kayu Jembatan Tingginambut, kemudian dievakuasi ke RSUD Mulia. Kodam XVII/Cenderawasih menyebutkan aksi penembakan terhadap dua anggotanya di Kampung Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, termasuk dalam tindakan makar terhadap pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI George E Supit, melalui Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi, menuturkan aksi yang dilakukan olek kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB) di Tingginambut sengaja dilakukan untuk menimbulkan ketakutan masyarakat di Papua. “Teror itu dilakukan kepada angggota TNI yang melakukan pengamanan melalui pendekatan kemanusiaan kepada masyarakat Papua. Ini merupakan tindakan makar. Apalagi TNI selalu mengedepankan upaya persuasif untuk mengajak anggota TPNPB/OPM atau KKSB untuk meletakkan dan menyerahkan senjata kepada pihak keamanan dan menghindari terjadinya konflik senjata demi tercapainya kedamaian di tanah Papua,” ucapnya, dalam akun resmi Kodam XVII/Cenderawasih, Minggu (19/8). https://twitter.com/Kodam17Cen/status/1031304403465031680 Atas kejadian ini, Kodam XVII/Cenderawasih, mengajak seluruh masyarakat Papua dan bangsa Indonesia untuk bersatu melawan teror yang dilakukan KKSB demi tegaknya kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebelumnya, pada 6 Juli lalu, seorang anggota Resimen 1 Satuan Tugas Khusus Papua Pelopor Brimob, Bharada Rafindo Refli Sagala juga ditembak saat dalam tugas menyergap kelompok bersenjata di Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua. Bharada Rafindo selamat dalam peristiwa itu. Ia hanya mengalami luka tembak di bagian paha kanannya. Baku tembak di Papua, khususnya di Kabupaten Nduga, cukup sering terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Pada Juni lalu, tiga warga sipil dilaporkan tewas setelah TNI-Polri dengan kelompok bersenjata melakukan kontak senjata di Bandara Kenyam, Nduga. Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat mengaku bertanggung jawab atas penembakan yang menewaskan tiga warga sipil tersebut. Dikutip radarcirebon.com, West Papua Liberation Army behind deadly Nduga attack dari Radio Selandia Baru, tentara separatis Papua mengaku bertanggung jawab atas tewasnya ketiga warga sipil, termasuk anak laki-laki yang mereka katakan terkena peluru nyasar. \"Tembakan membidik ayah anak itu, tapi anak itu panik dan memeluk ayahnya, lalu terkena hantaman peluru nyasar di pipinya,\" kata tentara separatis itu dalam laporan yang dikutip Radio Selandia Baru (radionz.co.nz). Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan ada dugaan penembakan terhadap pesawat Twin Otter milik maskapai Trigana Air di Bandara Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua bermotif politik. \"Peristiwa ini adalah diduga kelompok bersenjata untuk kepentingan politik. Jadi kelompok bersenjata ini sering juga dimanfaatkan atau ikut memanfaatkan situasi pilkada,\" kata Tito di Mabes Polri, Jakarta, Senin (25/6).***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: